Jumat, 10 Oktober 2008

Laskar Pelangi



Menjadi fenomenal,
sebuah atau lebih cerita rakyat dalam keterpurukan ekonomi dalam mencapai cita-citanya untuk mendapatkan pendidikan
Gambaran yg jelas hampir terjadi disetiap pelosok seantero negeri, tidak hanya di Belitong saya rasa

Masa kecil kita atau saya, mungkin juga pernah mengalami hal demikian
Kemiskinan
walau saya sampai sekarang tidak merasa miskin, karena masih merasa lebih baik dari pada tetangga kanan kiri

Kekurangan Gizi
Saya pun juga tidak pernah mengukur kadar gizi saya dari kecil hinga dewasa saat ini
Setelah sekarang baru sadar, dulu kita hanya makan seadanya, nasi tiwul campur nasi putih, lawuh ikan asin, sambel bawang, minum air putih. Merupakan menu sehari-hari yg saya rasakan nikmatnya luar biasa saat itu
atau kadang jika waktunya panen jagung, nasi jagung menjadi menu harian, sayur bening atau bobor, lauk tetep ikan asin atau ikan asin yg dibakar...hmm..sungguh nikmat sekali..

Bahkan tak jarang, sebelum nasi jagung masak..dikarenakan kita keburu harus berangkat sekolah jam 9-10 pagi ( saat Kls 2 SD masuk jam segitu )
saya masih menyempatkan 'menculik' nasi jagung yg setengah masak ( ampok ) dan memakan dengan lahapnya....semua saya rasakan tetap sama nikmatnya

Keterbatasan Sarana
sarana transportsi mungkin menjadi hal umum jika kita berangkat sekolah saat SD hanya berjalan kaki, yg punya sepeda 'onthel' pun paling cuma satu dua
dengan alas kaki seadanya, jaman saya sudah pakai sepatu lho..

mungkin sarana masih memadai, jika dibandingkan dengan daerah2 pedalaman sana, Kalimantan, Sulawesi ataupun Papua...apalagi yg harus mengandalkan sarana transportasi air. Disamping biaya bahan bakar lumayan mahal, rata2 terkendala oleh pasang surut air

Sedang sarana informasi akan sangat tidak masuk akal jika kita bahas saat itu
TV dalam 1 desa mungkin hanya ada 1, jika tidak kepunyaan Pak Lurah, pasti kepunyaan Kelurahan, atau orang kaya didesa setempat. Dengan menggunakan pacu daya 'AKI'
kebayang saat nonton film kartun kura2 Ninja...dimana dalam film tersebut sudah di gunakan alat2 komunikasi tercangih yg hanya bisa kita bayangkan. Ternyata sekarang terwujudkan dengan adanya komputer, hp dengan video call nya dst..

Sebenarnya cerita Laskar Pelangi menurut saya adalah gambaran real masyarakat kita pada saat itu, hampir disemua pelosok negeri

Hanya kita tidak mengeksplorenya dikarenakan itu sudah menjadi hal yg biasa / umum yg wajib kita lalui..

salute untuk Andrea Hirata

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Wis nonton pilem-e opo durung,kang?

Name: dprayitno mengatakan...

durung nonton..ono sing ngajak tp beda tempat tinggal...kadohan rek hehe